Kejang adalah
manifestasi dari debit hypersynchronous neuron kortikal yang abnormal.
Tanda-tanda klinis atau gejala kejang tergantung pada lokasi debit epilepsi di
korteks dan sejauh apa pola propagasi dari debit epilepsi di otak. Epilepsi
merupakan masalah penting baik dipandang dari ilmu kedokteran maupun social.
Dengan adanya
pengobatan jangka panjang terhadap penderita epilepsi maka dapat terjadi efek
samping obat. Salah satu efek samping obat anti epilepsi adalah terjadinya
gangguan memori terutama memori jangka pendek sehingga informasi dari luar
menjadi terhambat dan akibatnya dapat memperlambat peningkatan kualitas hidup.
Ditinjau
dari penyebab epilepsi dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
- Epilepsi
primer atau epilepsi idiopatik yang hingga kini tidak ditemukan
penyebabnya
- Epilepsi
sekunder yaitu yang penyebabnya diketahui.
Pada epilepsi primer tidak ditemukan kelainan pada jaringan
otak. Diduga terdapat kelainan atau gangguan keseimbangan zat kimiawi dalam
sel-sel saraf pada area jaringan otak yang abnormal.
Epilepsi sekunder berarti bahwa gejala yang timbul ialah
sekunder, atau akibat dari adanya kelainan pada jaringan otak.Kelainan ini
dapat disebabkan karena dibawa sejak lahir atau adanya jaringan parut sebagai
akibat kerusakan otak pada waktu lahir atau pada masa perkembangan anak.
Penyebab
spesifik dari epilepsi sebagai berikut :
- kelainan
yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu, seperti ibu menelan
obat-obat tertentu yang dapat merusak otak janin, menglami infeksi, minum
alcohol, atau mengalami cidera.
- kelainan
yang terjadi pada saat kelahiran, seperti kurang oksigen yang mengalir ke
otak (hipoksia), kerusakan karena tindakan.
- cidera
kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak
- tumor
otak merupakan penyebab epilepsy yang tidak umum terutama pada anak-anak.
- penyumbatan
pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak
- radang
atau infeksi pada otak dan selaput otak
- penyakit
keturunan seperti fenilketonuria (FKU), sclerosis tuberose dan
neurofibromatosis dapat menyebabkan kejang-kejang yang berulang.
- kecerendungan
timbulnya epilepsy yang diturunkan. Hal ini disebabkan karena ambang
rangsang serangan yang lebih rendah dari normal diturunkan pada anak.
Faktor-faktor
pencetusnya dapat berupa :
- kuarng
tidur
- stress
emosional
- infeksi
- obat-obat
tertentu
- alcohol
- perubahan
hormonal
- terlalu
lelah
- fotosensitif
Patofisiologi
Dasar serangan epilepsi ialah gangguan fungsi neuron-neuron
otak dan transmisi pada sinaps. Tiap sel hidup, termasuk neuron-neuron otak
mempunyai kegiatan listrik yang disebabkan oleh adanya potensial membrane sel.
Potensial membrane neuron bergantung pada permeabilitas selektif membrane
neuron, yakni membrane sel mudah dilalui oleh ion K dari ruang ekstraseluler ke
intraseluler dan kurang sekali oleh ion Ca, Na dan Cl, sehingga di dalam sel
terdapat kosentrasi tinggi ion K dan kosentrasi rendah ion Ca, Na, dan Cl,
sedangkan keadaan sebaliknya terdapat diruang ekstraseluler. Perbedaan
konsentrasi ion-ion inilah yang menimbulkan potensial membran.
Ujung terminal neuron-neuron berhubungan dengan
dendrite-dendrit dan badan-badan neuron yang lain, membentuk sinaps dan merubah
polarisasi membran neuron berikutnya. Ada dua jenis neurotransmitter, yakni
neurotransmitter eksitasi yang memudahkan depolarisasi atau lepas muatan
listrik dan neurotransmitter inhibisi yang menimbulkan hiperpolarisasi sehingga
sel neuron lebih stabil dan tidak mudah melepaskan listrik. Diantara
neurotransmitter-neurotransmitter eksitasi dapat disebut glutamate,aspartat dan
asetilkolin sedangkan neurotransmitter inhibisi yang terkenal ialah gamma
amino butyric acid (GABA) dan glisin. Jika hasil pengaruh kedua jenis lepas
muatan listrik dan terjadi transmisi impuls atau rangsang. Hal ini misalnya
terjadi dalam keadaan fisiologik apabila potensial aksi tiba di neuron. Dalam
keadaan istirahat, membrane neuron mempunyai potensial listrik tertentu dan
berada dalam keadaan polarisasi. Aksi potensial akan mencetuskan depolarisasi
membrane neuron dan seluruh sel akan melepas muatan listrik.
Oleh berbagai factor, diantaranya keadaan patologik, dapat
merubah atau mengganggu fungsi membaran neuron sehingga membrane mudah
dilampaui oleh ion Ca dan Na dari ruangan ekstra ke intra seluler. Influks Ca
akan mencetuskan letupan depolarisasi membrane dan lepas muatan listrik
berlebihan, tidak teratur dan terkendali. Lepas muatan listrik demikian oleh
sejumlah besar neuron secara sinkron merupakan dasar suatu serangan epilepsy.
Suatu sifat khas serangan epilepsy ialah bahwa beberapa saat serangan berhenti
akibat pengaruh proses inhibisi. Di duga inhibisi ini adalah pengaruh
neuron-neuron sekitar sarang epileptic. Selain itu juga system-sistem inhibisi
pra dan pasca sinaptik yang menjamin agar neuron-neuron tidak terus-menerus
berlepasmuatan memegang peranan. Keadaan lain yang dapat menyebabkan suatu
serangan epilepsy terhenti ialah kelelahan neuron-neuron akibat habisnya
zat-zat yang penting untuk fungsi otak.
Mekanisme Kerja Antiepilepsi
Pemilihan
obat untuk terapi masing-masing bentuk epilepsi tergantung dari bentuk
bangkitan epilepsi secara klinis dan
kelainan EEGnya.
1)
Dengan mencegah
timbulnya letupan depolarisasi eksesif pada neuron epileptic dalam focus epilepsi.
2)
Dengan mencegah
terjadinya letupan depolarisasi pada neuron
normal akibat pengaruh dari focus epilepsi. Bagian terbesar antiepilepsi
yang dikenal termasuk dalam golongan terakhir ini.
Mekanisme
kerja antiepilepsi hanya sedikit yang dimengerti secara baik. Berbagai obat
antiepilepsi diketahui mempengaruhi berbagai fungsi neurofisiologik otak,
terutama yang mempengaruhi system inhibisi yang melibatkan GABA dalam mekanisme
kerja berbagai antiepilepsi.
GOLONGAN OBAT ANTIEPILEPSI
1).
Golongan Hidantoin
Fenytoin
|
|
dalam pengobatan neuralgia
trigeminal serta aritmia. Kadang-kadang dianggap sebagai kelas 1b
antiarrhythmic.
Farmakologi
Fenitoin
berefek antikonvulsi tanpa menyebabkan depresi umum SSP.dosis toksik
menyebabkan eksitasi dan dosis letal menimbulkan rigiditas deserebrasi.
Farmakokinetik
:
Absorpsi
oral berlangssung lambat, 10% dosis oral diekresi bersama tinja dalam bentuk
utuh. 90% terikat oleh protein albumin plasma. Kadar puncak dalam plasma 3-12
jam. Biotransformasi terutama
berlangsung dengan cara hidroksilasi oleh enzim mikrosom hati.
Interaksi
obat
Kadar
fenitoin dalam darah akan meninggi bila diberikan bersama kloramfenikol,
disulfiram, INH, simetidin, dikumarol, dan beberapa sulfonamide tertentu,
karena obat-obat tersebut menghambat boitransformasi fenitoin.
2).
Golongan Barbiturat
Fenolbarbital
|
Indikasi
Fenobarbital ditunjukkan dalam pengobatan semua jenis kejang
kecuali kejang tidak ada. Fenobarbital tidak kurang efektif
dibandingkan obat kejang kontrol yang lebih modern seperti fenitoin dan carbamazepine. Obat lini pertama untuk pengobatan
status epilepticus yang memiliki kerja cepat golongan benzodiazepine
seperti diazepam atau lorazepam.
Jika gagal maka fenitoin dapat digunakan, dengan fenobarbital sebagai sebuah
alternatif di Amerika Serikat tetapi hanya digunakan baris ketiga di Inggris. Kegagalan
itu, dianggap hanya pengobatan anestesi dalam perawatan intensif. Fenobarbital merupakan pilihan
pertama untuk pengobatan neonatal kejang. Kekhawatiran bahwa kejang neonatal dalam diri
mereka bisa berbahaya membuat kebanyakan dokter memperlakukan mereka agresif.
Efek samping
Sedasi dan hipnosis adalah efek samping utama dari
fenobarbital. efek pada sistem saraf pusat seperti pusing, nystagmus dan ataksia juga umum. Pada pasien usia lanjut, dapat menimbulkan
kegembiraan dan kebingungan sedangkan pada anak-anak, dapat menyebabkan
hiperaktif paradoks. Efek samping lain yang sangat jarang adalah imperfekta
amelogenesis
.
Kontraindikasi
Porfiria intermiten
akut, oversensitivity untuk barbiturat
sebelum ketergantungan, pada barbiturat, insufisiensi pernapasan berat dan
hyperkinesia pada anak-anak.
Farmakokinetika
Fenobarbital memiliki bioavailabilitas lisan sekitar 90%. Puncak konsentrasi
plasma mencapai 8-12 jam setelah pemberian oral. Ini adalah salah satu
barbiturat yang paling lama bertindak. Fenobarbital tetap di dalam tubuh untuk
waktu yang sangat lama (waktu paruh 2 sampai 7 hari) dan sangat rendah protein yang
mengikat (20
menjadi 45%). Fenobarbital dimetabolisme oleh hati, terutama melalui hidroksilasi dan glucuronidation , dan mendorong banyak isozim dari sistem sitokrom P450. Sitokrom P450 2B6 ( CYP2B6 ) secara khusus disebabkan oleh fenobarbital melalui CAR / RXR reseptor nuklear heterodimer. Fenobarbital terutama
diekskresikan oleh ginjal .
3).
Golongan Oksazolidindion
Trimetadion
Trimetadion (3,5,5 trimetiloksazolidin
2,4 dion) merupakan prototype obat bangkitan lena. Trimenadion juga bersifat
hipnotik dan analgesic.
Farmakodinamik :
Pada
SSP, trimenadion memperkuat depresi pascatransmisi, sehingga transmisi impuls
berurutan dihambat; trimetadion memulihkan pola EEG abnormal pada bangkitan
lena.
Farmakokinetik:
Trimenadion
per oral mudah diabsorbsi dari saluran cerna dan didistribusi ke berbagai cairan
badan. Biotransformasi terutam terjadi di hati.
Intoksikasi
dan efek samping
Bersifat ringan
berupa sedasi dan hemeralopia, sedang yang sifatnya lebih berat berupa
gejala pada kulit, darah, ginjal, dan hati. Gejala intoksikasi lebih
sering timbul pada pengobatan kronik.
Indikasi
:
Indikasi
utama trimetadion ialah bangkitnya lena
murni (tidak disertai komponen bangkitan bentuk lain). Trimetadion dapat
menormalkan gambaran EEG dan meniadakan kelainan EEG akibat hiperventilasi
maksimal pada 70% pasien. Bangkitan lena yang timbul pada anak umumnya sembuh
menjelang dewasa.
Kontrindikasi
Pada pasien
anemia, leucopenia, penyakit hati, dan ginjal.
4).
Golongan Suksinimid
|
Etosuksimid
|
Dosis
Terapi obat konsentrasi individual sesuai dengan respon dan
toleransi. Rentang Serum Terapi umum: 40-100 ug / mL. Konsentrasi Serum
berpotensi Beracun:> 100 ug / mL.
Mekanisme aksi
Ada beberapa kontroversi mengenai mekanisme yang tepat
dengan yang ethosuximide mencegah kejang. Sementara pandangan bahwa
ethosuximide adalah blocker saluran kalsium tipe T-mendapat dukungan luas
berikut, upaya untuk meniru temuan awal tidak konsisten.
Pada bulan Maret 1989, Coulter, Huguenard dan Prince
menunjukkan bahwa ethosuximide dan dimethadione , keduanya tidak efektif sebagai anti-agen, mengurangi ambang rendah Ca 2 + arus di jenis saluran-T Ca 2
+ dalam thalamic neuron. Pada bulan Juni tahun yang sama,
mereka juga menemukan mekanisme penurunan ini menjadi tegangan yang bergantung, dengan menggunakan neuron tikus dan babi
guinea, melainkan juga mencatat bahwa asam valproik, yang juga digunakan dalam kejang
tidak ada. Tahun berikutnya, mereka
menunjukkan bahwa antikonvulsi succinimides melakukan ini dan bahwa proconvulsant yang tidak. Bagian pertama ini
didukung oleh Kostyuk et al. pada tahun 1992, yang melaporkan penurunan
substansial dalam saat ini di akar dorsal ganglia pada konsentrasi berkisar dari 7 μmol / L
untuk 1 mmol / L.
Interaksi
obat
Valproates dapat meningkatkan atau menurunkan
tingkat ethosuximide; Namun, kombinasi valproates dan ethosuximide memiliki Indeks
Perlindungan
lebih besar dari obatnya saja. Hal itu dapat meningkatkan kadar serum fenitoin.
|
Carbamazepine
(CBZ) adalah antikonvulsi yang digunakan terutama dalam
pengobatan epilepsi dan gangguan bipolar, serta neuralgia trigeminal. Hal ini juga digunakan off-label untuk berbagai indikasi, termasuk defisit
hyperactivity disorder
(ADHD), skizofrenia,
Indikasi
Di Amerika Serikat, FDA menyetujui indikasi-untuk penggunaan
carbamazepine adalah epilepsi (termasuk kejang parsial dan kejang tonik klonik- ), neuralgia trigeminal, dan manik dan episode campuran dari gangguan bipolar.
Meskipun data masih kurang, carbamazepine muncul menjadi efektif dan
aman sebagai lithium untuk pengobatan gangguan bipolar,
baik dalam fase akut dan pemeliharaan.
Farmakokinetika
Carbamazepine menginduksi ekspresi dari sistem enzim hati
mikrosoma CYP3A4 , yang memetabolisme carbamazepine itu sendiri. Setelah
memulai terapi carbamazepine, konsentrasi dapat diprediksi dan dasar
masing-masing mengikuti clearance / setengah-hidup nilai-nilai yang telah
ditetapkan untuk pasien tertentu. Namun,
setelah cukup carbamazepine telah disajikan untuk jaringan hati, peningkatan
aktivitas CYP3A4, mempercepat clearance obat dan memperpendek waktu paruh.
Peningkatan dosis pada tingkat 200 mg setiap 1-2 minggu mungkin diperlukan
untuk mencapai ambang kejang stabil. Konsentrasi carbamazepine Stabil terjadi
biasanya dalam waktu 2-3 minggu setelah memulai terapi.
Mekanisme aksi
Mekanisme kerja dari karbamazepin dan turunannya relatif
dipahami. gated sodium
channel-Tegangan
adalah molekul pori-pori yang memungkinkan sel-sel otak ( neuron ) untuk menghasilkan potensi tindakan, peristiwa listrik yang
memungkinkan neuron untuk berkomunikasi jarak jauh.
Setelah
saluran natrium terbuka untuk memulai potensial aksi, mereka menonaktifkan,
pada dasarnya menutup saluran tersebut. Carbamazepine menstabilkan keadaan
tidak aktif saluran natrium, yang berarti bahwa lebih sedikit dari saluran yang
tersedia untuk kemudian membuka, membuat sel-sel otak kurang mudah meluap
perasaannya. Carbamazepine juga telah terbukti mempotensiasi GABA reseptor terdiri
dari subunit alpha1, Beta2, gamma2.
6).
Golongan Benzodiazepin
Diazepam
|
(seperti
endoskopi ) untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan, dan
dalam beberapa prosedur bedah untuk menginduksi amnesia. Diazepam anxiolytic, antikonvulsi, hipnotis, sedatif, relaksan kerangka otot, dan amnestic properti.
|
7).
Asam Valproat
Valproat
(dipropilasetat, atau 2 propilpentanoat) terutama efektif untuk terapi epilepsi
umum, dan kurang efektif terhadap epilepsi fokal. Valproat menyebabkan
hiperpolarisasi potensial istirahat membran neuron, akibat peningkatan daya
konduksi membran untuk kalium. Efek antikonvulsi valproat didasarkan
meningkatnya kadar asam gama aminobutirat (GABA) di dalam otak.
Pemberian
valproat per oral cepat diabsorpsi dan kadar maksimum serum tercapai setelah 1
– 3 jam. Dengan masa paruh 8 – 10 jam, kadar darah stabil setelah 48 jam
terapi. Jika diberikan dalam bentuk amida, depamida, kadar valproat dalam serum
sepadan dengan pemberian dalam bentuk asam valproat, tetapi masa paruhnya lebih
panjang yaitu 15 jam. Biotransformasi depamida menjadi valproat berlangsung in
vivo, tetapi jika dicampur dengan plasma in vitro perubahan tidak terjadi.
Kira-kira 70% dari dosis valproat diekskresi di urin dalam 24 jam.
8. Fenasemid
Fenasemid,
suatu derivat asetilurea, merupakan suatu analog dari 5 fenilhidantoin, tetapi
tidak berbentuk cincin. Efeknya baik bila digunakan terhadap bangkitan tonik
klonik, bangkitan lena, dan bangkitan parsial kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Beckmann, Charles R, et al dan. Obstetri Ginekologi. Edisi 4. Baltimore. Lippincott Williams
& Wilkins. 2002.
Carl GF, ML
Smith. 1995. Phenytoin-folate interactions: differing
effects of the sodium salt and the free acid of phenytoin.
Utama H., Gan
VHS., Sunaryo. Anti Konvulsan. Dalam: Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Penerbit
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 1995.
Shorvon SD.
Epilepsi. Dalam: Epilepsi Untuk Dokter Umum. Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta.
Prof. Dr. I.
Gusti Ng. Gd. Ngoerah. Epilepsi. Dalam:
Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Saraf. Penerbit Universitas Airlangga. Surabaya.
1990.
PERMASALAHAN DAN PERTANYAAN
1.
Apa saja yang harus
diperhatikan selama meminum obat epilepsi ?
2.
Apakah ada makanan yang perlu
dipantang selama minum obat anti epilepsi ?
3.
Apakah epilepsi
penyakit menular ?
Manta bang,mudahan bermanfaat 🙏
BalasHapusHai wahyudi, saya ingin mencoba mnjwb permasalahan no 3.
BalasHapusEpilepsi bukan penyakit menular, bukan juga penyakit kutukan Tuhan. Epilepsi sama saja dengan penyakit kronis lain seperti asma, diabetes, hipertensi, sehingga penyandang epilepsi janganlah diberikan stigma negatif.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih atas materinya , saya coba bantu menjawab no 1 dimana Keteraturan minum obat sangat penting. Jika obat harus diminum 2 kali sehari, berarti jarak minum obat adalah 12 jam, demikian juga jika dosis obat 3 kali sehari, maka interval pemberian obat adalah 8 jam. Jika kita lupa memberi obat, maka berikan sesegera mungkin begitu kita teringat, jangan menunggu keesokan harinya.
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2.
BalasHapusTidak ada makanan yang perlu dipantang ketika meminum obat antikonvulsi.
Semoga membantu :)
saya akan jawab pertanyaan nomor 1, saya rasa dengan menuruti aturan yang diberikan oleh dokter, terima kasih
BalasHapussaya akan menjawab no 3 yakni penyakit ini tidak menular
BalasHapus